TIDAK ADA PENYAKIT YANG TIDAK BISA DIOBATI !!

Toxoplasma

Berbicara mengenai kehamilan, tidak terlepas juga mengenai kemandulan. Ada pasangan yang baru menikah sudah mengandung tetapi ada pula yang sudah bertahun-tahun tapi belum dikarunia momongan. Akhirnya banyak pemikiran penyebab mandul. Ada yang mengatakan bahwa bulu kucing dapat menyebabkan mandul, dan sebagainya. Sebenarnya yang bisa menyebabkan kemandulan yaitu parasit yang dikenal sebagai Toxoplasma gondii. Parasit ini bisa menyebabkan penyakit toxoplasmosis. Toxoplasma adalah penyakit yang menyerang pada hewan dan manusia, lelaki maupun wanita.

Pada hewan, penyakit toxoplasma ini bisa menyerang hewan-hewan yang berdarah panas, seperti: anjing, kucing, ayam, burung, kuda, sapi, domba, tikus, domba, harimau, babi, dan lain-lain. Tetapi kucing selama ini dianggap sebagai penyebab toxoplasma, karena di dalam tubuh kucing, toxoplasma bisa berkembang biak dengan dua cara, yaitu seksual (mikro dan makro gamet) dan aseksual (membelah diri). Sedangkan pada binatang selain kucing, toxoplasma hanya bisa berkembang biak dengan cara aseksual.

Pada manusia yang terkena penyakit toxoplasmosis, kebanyakan tidak mengalami gejala klinis yang dominan. Gejala dapat timbul pada infeksi akut, yaitu berupa adanya pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher atau ketiak.

Tetapi lama-kelamaan, toxoplasma itu dapat menyebabkan kemandulan. Pada pria, kemandulan disebabkan toxoplasma dapat menginfeksi saluran sperma dan menyebabkan peradangan. Sehingga peradangan pada saluran sperma ini menyebabkan penyempitan atau penutupan saluran sperma dan pada pria itu tidak dapat mengeluarkan sperma untuk membuahi sel telur.


Sedangkan pada perempuan, efek yang ditimbulkan hampir sama dengan pria. Infeksi toxoplasma itu dapat mengebabkan peradangan dan penyempitan pada saluran telur. Sehingga ovarium tidak akan dapat sampai ke rahim dan tidak dapat dibuahi oleh sperma.


Gejala Klinis :

Manusia yang menderita Toxoplasmosis akut pada umumnya tidak merasakan sakit yang menarik perhatiannya sehingga tidak terdeteksi. Gejala klinis yang muncul mirip dengan gejala klinis penyakit infeksi pada umumnya, yaitu :
•Demam
•Pembesaran kelenjar limfa dileher bagian belakang tanpa rasa sakit
•Sakit kepala
•Rasa sakit di otot
•Lesu / lemas

Gejala ini biasanya sembuh secara spontan ( Frenkle 1990 ). Strickland (1991) melaporkan 89% penderita toxoplasma akut mengalami gejala klinis berupa demam, 84% sakit kepala dan pembesaran kelenjar limfa, 60% sakit di otot, 54% leher kaku dan tidak nafsu makan, 20% dengan bercak- bercak merah dikulit, 24% sakit disendi dan 11% dengan radang hati.

Toxoplasmosis akut dan reinfeksi pada wanita hamil dapat menyebabkan penularan secara pasif bayi yang dikandung. Besarnya angka penularan pada bayi tergantung pada usia kehamilan. Angka penularan sebesar 1% terjadi bila wanita hamil menderita toxoplasmosis sebelum terjadi pembuahan, 12% bila usia kehamilan 6 - 16 minggu dan 20% bila usia kehamilan 16 – 28 minggu sampai saat dilahirkan.

Bayi yang dikandung oleh wanita hamil di usia kehamilan trimester I mampu terinfeksi sebesar 25%, sedangkan diusia kehamilan trimester III sebesar 65%.
Infeksi pada kehamilan sangat awal dapat menyebabkan abortus dan bayi meninggal dalam kandungan.

Infeksi pada kehamilan trimester I dapat menyebabkan kelainan bawaan yang berat pada bayi, karena pada saat itu sedang berlangsung proses pertumbuhan alat-alat tubuh. Kelainan bawaan yang terjadi dapat berupa Hidrosepalus, Mikrosepalus, perkapuran otak, gangguan syaraf seperti kejang-kejang, gangguan reflek, retandasi mental, gangguan pengelihatan yang dapat menyebabkan kebutaan dan radang hati ( Frenkle – 1990, Kierzenbaum – 1994 ).

Pada toxoplasmosis kronis dapat terjadi gejala klinis berupa Korioretinitis yang dapat menyebabkan gangguan pengelihatan, sakit kepala, Ensefalitis, bahkan lumpuh sebagian badan ( Soemarsono, 1990).