
Tubuh bengkak
Keluarnya protein melalui urin ini dikarenakan sifat membran (lapisan) yang bekerja sebagai penyaring telah berubah. Yang perlu diingat, sifatnya tidak melemah, hanya berubah karena suatu sebab. Penyebab berubahnya sifat lapisan penyaring tersebut menjadi dua golongan besar, yaitu :
Kedua, karena penyakit non-ginjal, tetapi melibatkan organ ginjal. Misalnya, penyakit yang berkaitan dengan kekebalan tubuh seperti lupus, diabetes, bahkan malaria pun bisa.
Yang perlu ditekankan, Sindrom Nefrotik ini berbeda dengan gagal ginjal. Gagal ginjal berkaitan dengan fungsi ginjal, sedangkan sindrom nefrotik berkaitan dengan saringan ginjal. Bisa saja seseorang mengalami sindrom nefrotik, tetapi fungsi ginjalnya masih normal. Meski demikian, gagal ginjal dapat berpengaruh terhadap penanganan Sindrom Nefrotik.
Untuk menentukan apakah seseorang mengalami ginjal bocor, dapat diketahui melalui tes labotarium. Hal ini diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Salah satu gejala ginjal bocor adalah membengkaknya tubuh. Meski begitu, tubuh bengkak belum tentu disebabkan oleh ginjal bocor.
Diagnosis awal paling mudah dilakukan melalui tes urin. Jika terdapat kadar protein yang tinggi dalam urin, perlu dilakukan penanganan lanjutan.
Sindrom Nefrotik yang disebabkan penyakit gula baru diketahui ketika sudah memasuki tahap lanjut. Jadi, andai penyakit gulanya dapat diobati, kemungkinan ginjal tetap rusak sangat besar. Hal ini juga yang memengaruhi kesembuhan pasien. Bisa terjadi kasus pasien dengan gejala yang sama, tetapi penyebabnya beda. Penyebab berbeda ini yang membuat mengapa pasien A bisa sembuh total, sedangkan pasien B hanya sembuh sebagian, atau bahkan tidak sembuh sama sekali.
Selain empat gejala utama berupa bocornya protein lewat urin, kekurangan kadar protein dalam tubuh, badan bengkak, dan meningkatnya kadar kolesterol, masih ada beberapa gejala yang bisa menyertai sindrom nefrotik. Ini dikarenakan penyebabnya yang beragam dan bisa merembet ke bagian tubuh lain.
Gejala-gejala tersebut antara lain :
• Nafsu makan berkurang.
• Massa otot menyusut.
• Air kencing (urin) berbusa.
• Sesak napas akibat penimbunan cairan di rongga sekitar paru-paru.
• Lutut dan kantong zakar (pada pria) membengkak.
• Pada anak bisa terjadi penurunan tekanan darah ketika sedang berdiri. Tekanan darah penderita bisa rendah ataupun tinggi.
• Volume urin berkurang.
• Kekurangan nutrisi akibat hilangnya zat gizi, sehingga pertumbuhan bisa terhambat.
• Terjadi peradangan pada lapisan perut. Ini karena adanya infeksi di daerah perut. Infeksi ini diduga karena berkurangnya pembentukan antibodi atau hilangnya antibodi yang keluar bersama urin.
• Terjadi kelainan pembentukan darah yang bisa meningkatkan risiko pembekuan di dalam pembuluh darah.